Selasa, 12 September 2017

Satuan Geomorfologi Pegunungan Patahan



PEGUNUNGAN PATAHAN


Pada artikel kali ini, saya akan membahas tentang pegunungan patahan. Beberapa pegunungan memiliki puncak tunggal. Pegunungan yang lain bergabung membentuk barisan. Beberapa barisan pegunungan muncul dari dasar laut, akan tetapi bagian puncaknya masih tersembunyi dibawah permukaan laut.
Patahan bumi adalah perubahan bentuk bumi yang terjadi akibat adanya tekanan tenaga endogen yang cepat sehingga permukaan bumi tidak sempat melipat dan timbulaah patahan. Patahan (Sesar) ini biasanya terjadi di daerah yang berbentuk bebatuan. Biasanya patahan terjadi akibat adanya gempa bumi.
Ada 3 macam pegunungan berdasarkan cara terbentuknya yaitu pegunungan vulkanik, pegunungan lipatan, dan pegunungan patahan. Pegunungan vulkanik terbentuk karena batuan cair yang keluar lewat rekahan di permukaan bumi. Pegunungan patahan dapat terjadi karena saat lempengan dataran terangkat di atas lapisan batuan yang lain di sepanjang patahan pemukaan bumi. Sedangkan pegunungan lipatan terjadi karena dua lempengan benua yang saling bertumbukan mendorong lapisan bebatuan dan sedimen di atas kedua lempeng tersebut sampai terlipat.
Permukaan bumi dikenal sebagai permukaan yang kasar. Hal ini terjadi karena muka bumi memiliki relief. Relief- relief ini memiliki bentuk berbeda dengan ukuran yang berbeda pula. Salah satu penyebab permukaan bumi memiliki bentuk yang berbeda- beda adalah tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen, membuat permukaan bumi menjadi tidak rata. Selain itu, tenaga endogen juga menjadi salah satu penyebab perbedaan tinggi dan rendah permukaan bumi. Tenaga endogen terjadi di darat dan laut, sehingga menyebabkan keanekaragaman bentuk muka bumi. Salah satu dampak dari adanya tenaga ini adalah munculnya patahan. Patahan bumi adalah perubahan bentuk bumi akibat adanya tekanan tenaga endogen yang cepat, sehingga permukaan bumi tidak sempat melipat. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya patahan. Tekanan ini dapat berupa tekanan vertikal maupun horizontal. Patahan di bumi, memiliki banyak jenis, dan setiap jenis memiliki karakter sendiri- sendiri.
Di dalam patahan tersebut terdapat batas bidang. Batas bidang tahan tersebut dinamakan sesar. Patahan biasanya terjadi pada daerah yang berbentuk batuan. Sesar membagi batuan menjadi dua, yaitu Hanging Wall dan Foot Wall. Hanging Wall adalah batuan yang terletak di atas sesar.
Sedangkan Foot Wall adalah batuan yang berada di bawah sesar. Batuan yang mengalami patahan, adalah batuan yang menyusun lapisan bumi. Kedalaman patahan bisa hingga mencapai dasar samudra, serta memiliki panjang hingga lintas benua. Terjadinya patahan, juga mengakibatkan adanya gempa bumi. Bentuk-bentuk patahan pada bumi sendiri, terbagi menjadi 3. Patahan vertikal, Patahan Horizontal, Block Mountain, dan Oblique.


A. Patahan Vertikal


Bentuk Patahan Vertikal
 







Bentuk Patahan Vertikal

Patahan vertikal adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen. Patahan ini menyebabkan sesar bergerak keatas dan ke bawah. Sesar sendiri dibagi menjadi dua, yaitu sesar naik dan sesar turun. Sesar naik adalah patahan yang bergerak ke atas. Sedangkan sesar turun adalah patahan yang bergerak ke bawah. Patahan vertikal merupakan salah satu penyebab relief di muka bumi memiliki tinggi yang berbeda- beda. Patahan vertikal yang terkenal di indonesia adalah patahan semangko. Patahan semangko berada di sumatra. Patahan ini membagi sumatra menjadi bagian barat dan timur.






https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0d/Horst_graben.jpg1. Horst





Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen. Kenaikan dataran ini terjadi akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal. Gerakan Tektogenesa adalah gerakan yang berasal dari dalam bumi. Gerakan Tektogenesa memusat dan mendorong sesar melalui dua titik ke arah atas.
Hal ini menyebabkan sesar terangkat ke atas dan menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Horst berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi dari dataran di kanan dan kirinya. Horst juga bisa disebut pematang atau lurah sesar. Horst adalah puncak dari sesar yang terdorong ke atas.
Indonesia merupakan salah satu negara tempat bertemunya tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia – Australia dan lempeng Samudra Pasifik. Kondisi tersebut memungkinkan lapisan tanah di Indonesia juga mengalami patahan. Contoh relief muka bumi yang dihasilkan dari patahan horst yang berada di Indonesia adalah Plato Wonosari di Yogyakarta dan Plato Dieng di Jawa Tengah.
Selain itu Indonesia juga memiliki Patahan Semangko yang berada di antara Zona Semangko patahan Lampung. Patahan Semangko ini terdiri dari beberapa bentang alam seperti Pegunungan Semangko, Horst Ratai dan Depresi Teluk Belitung, Depresi Ulehbeluh dan Depresi Walima. Patahan ini membentang dari selatan ke utara Pulau Sumatra sehingga membentuk Pegunungan Barisan. Patahan Semangko termasuk ke dalam patahan yang relatif muda dan dapat dilihat dengan jelas di daerah Ngarai Sianok dan Lembah Anai di Kota Padang Panjang.
Selain di Indoensia, contoh dari patahan horst yang ada di dunia yakni Pegunungan Vosges di Perancis, Black Forest di Jerman, Horst Schwarzwald di Eropa Barat, Charnwood Forest di Leichestershire- Inggris, serta Trans Jordania dan Dataran Tinggi Judea di Yordania.

Proses Pembentukan Horst
Deformasi batuan yaitu suatu peristiwa yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk, volume, dan renggangan pada skala butiran. Skala butiran sendiri adalah agregat kecil yang dihasilkan oleh mekanisme deformasi. Proses defomasi pada batuan  membuat batuan menjadi menyusut membentuk lipatan atau retakan.
Proses tersebut disebabkan oleh adanya gaya yang menekan pada area batuan.  Jika intensitas dari tekanan tersebut lebih besar dari pada kekuatan dalam batuan, maka batuan akan mengalami renggangan. Selain menerima tekanan, batuan juga mengalami kompresi dan tegangan. Lapisan batuan yang mengalami kompresi akan menjadi lebih pendek dan membentuk lipatan atau perekahan pada batuan. Sedangkan batuan yang mengalami tegangan akan mempunyai bentuk memanjang karena tertarik saling berjauhan. Batuan akan menjadi lebih kuat setelah mengalami kompresi dari pada tegangan.
Tekanan pada lapisan kulit bumi oleh tenaga endogen menyebabkan lapisan kulit bumi terangkat dan patah. Bagian atau bidang kulit bumi yang patah disebut dengan bidang patahan. Bidang patahan tersebut akan mengalami pergeseran atau perpindahan posisi sehingga disebut dengan sesar atau fault (patahan). Ada dua bidang atau blok dalam sesar yakni hanging wall dan foot wall. Foot wall adalah bidang yang terdapat di bagian bawah suatu sesar, sedangkan hanging wall adalah blok batuan atau bidang yang berada di atas suatu bidang yang mengalami sesar. Untuk mengetahui apakah suatu daerah mengalami sesar atau tidak, cara yang paling mudah adalah dengan melihat ciri patahan yaitu berupa adanya offset di daerah tersebut. Suatu daerah yang termasuk dalam patahan biasanya mempunyai intensitas gempa yang cukup tinggi.
Lapisan batuan yang patah ada yang mengalami pemerosotan membentuk lembah patahan dan ada yang terangkat membentuk puncak patahan. Puncak patahan inilah yang disebut dengan horst. Horst sendiri terjadi karena adanya gerakan jenis tektogenesa horizontal dan juga renggangan. Gerakan yang memusat dan menekan dari dua arah atau lebih menyebabkan kerak bumi terdorong ke atas dan menjadi lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Terdorongnya kerak bumi ke atas menimbulkan relief muka bumi berupa dataran tinggi dan plato.
Selain mempunyai kenampakan alam seperti sungai yang berpola rectangular dan air terjun, daerah horst juga mempunyai keterkaitan dengan eksplorasi hidrokarbon berupa minyak bumi dan gas. Sebagian besar cadangan minyak bumi dan gas yang ditemukan pada bagian lekukan konvensional bumi yang berhubungan dengan horst. Dalam dunia eksplorasi minyak bumi terdapat istilah perangkap minyak bumi.
Perangkap minyak bumi dapat didefinisikan sebagai tempat berkumpulnya minyak bumi yang berbentuk lekukan atau konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi terperangkap di dalamnya. Salah satu jenis perangkap minyak bumi yang alami adalah perangkap struktural yang banyak dipengaruhi oleh peristiwa deformasi batuan yang membentuk patahan. Contoh dari eksplorasi minyak bumi yang berhubungan dengan horst adalah penampungan minyak bumi dan gas yang dimiliki oleh Great American Carbonite Bank (GACB) yang dihasilkan dari berbagai horst di dunia. Puluhan miliar barel minyak bumi juga ditemukan di horst dengan blok besar seperti Plato Zelten dan Plato Dahra, maupun horst- horst kecil seperti Pegunungan Bu-Attifel dan Dataran Tinggi Gialo.

2. Graben


https://scienceismylife.files.wordpress.com/2012/01/horstgraben.gif
 






Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan tenaga endogen. Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben terjadi akibat dari gerakan tektogenesa yang memusat, dan menarik sesar ke arah bawah melalui dua titik. Graben menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Graben dapat berbentuk lembah. Tekanan tenaga endogen yang berbeda, menyebabkan bentuk grabien menjadi berbeda juga. Tekanan yang memusat, membuat graben memiliki dasar yang lebih lebar dari pada bagian atasnya. Sedangkan tekanan yang menyebar, membuat graben memiliki permukaan yang lebih lebar dari pada bagian bawahnya. Graben juga bisa disebut Slenk atau Terban. Graben yang terisi oleh air dapat menjadi danau. Salah satu contoh graben di Indonesia adalah Danau Toba di  daerah Sumatra Utara dan Danau Tempe di daerah Sulawesi.

3. Fault Scrap


http://www.scienceclarified.com/landforms/images/ueol_02_img0053.jpg
 






Fault Scarp atau bisa disebut fleksur adalah bentuk patahan yang terjadi akibat dorongan dari satu sisi saja. Dorongan ini menyebabkan salah satu bagian sesar menjadi naik, sehingga membentuk dinding terjal yang posisinya lebih tinggi dari pada daerah sekitar. Fault Scarp juga biasa disebut sebagai Cliff atau tebing. Fault Scrap juga dapat disebutkan sebagai dinding terjal yang dihasilkan oleh patahan yang pada salah satu sisinya tergeser ke atas. Dan lebih tinggi. Akan tetapi, Fault Scrap ini tidak nampak karena mengalami erosi.

4. Pegunungan Patahan

Pegunungan patahan atau bisa disebut Step Faulting adalah bentuk patahan yang berbentuk seperti tangga. Hal ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan beberapa sesar dengan tempo dan gerakan yang hampir sama. Sesar pada bentuk tangga ini, menyebabkan gunung atau pegunungan memiliki tangga alami untuk dinaiki.

5. Step Faulting


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc_gbCM-4uQTR7Rs34_FG2tnlFNXwSPaTd2j2pAjmyzi6xVSSOOLMpx1816ANIg7eeby9Wwjx_8V5PFiu28gGmCHwxZwW_htdNx791ZF55Quo6MhAKO7_e6FXUu8k6_T8BBC8_almxoyCe/s1600/sesar+bentuk+tngga.png
 





Step faulting adalah seperangkat gejala sesar turun dengan arah lemparan yang sama. Step faulting ini merupakan sesar yang bentuknya seperti tangga, maka disebut sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang banyak patahan secara step faulting disebut denan pegunungan patahan. 

https://image.slidesharecdn.com/lithosfer2-160203082036/95/lithosfer-2-30-638.jpg?cb=14544879406. Sesar Naik

           



Sesar naik yaitu gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak ke atas (vertikal). Sesar ini juga disebut dengan istilah reverse fault atau  thrust. Sesar naik yang jarak pergeserannya sampai beberapa KM dan bagian yang satu menutup bagian yang lain disebut sesar sungkup. Sesar naik dibedakan menjadi dua, yaitu sesar naik yang sebenarnya dan sesar naik biasa. Beberapa contoh pegunungan patahan yang merupakan hasil dari proses alam sesar naik, yaitu:
  • Pegunungan Bukit barisan, memanjang dari Sumatra Utara sampai Teluk Semangko di Sumatra Selatan yang disebut dengan zona patahan Semangko.
  • Pegunungan patahan Matano, di sulawesi memanjang mulai Teluk tolo melalui Danau Matana memotong Pegunungan Tineba dan Pegunungan Takolekaju sampai Selat Makassar.
  • Pegunungan Patahan Palu-Karo, membujur dari utara melalui Palu menuju Teluk Bone, dan lain sebagainya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5WhkXOaBPO1bDoHy6v6kreA7o18QK7gsGURu_dOclVU9OJ430CbUp-K3ogt8aNcfEK8YsVseJpS_t9aDVZMZM_Z2J2JCgxOP1jyEUXI8JC5t5YuDboV50_cxN66844v0ABRP525ijx2ew/s1600/SESAR+TURUN.png7. Sesar Turun

          




Sesar Turun adalah gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak turun terhadap alas sesarnya. Sesar turun dikelompokkan menjadi dua, yaitu sesar turun yang sebenarnya dan sesar turun biasa.
Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, dengan gaya gravitasi sebagai gaya utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali sebagai sesar ekstensi (Extention Faulth) sebab ia memanjangkan perlapisan, atau menipis kerak bumi. Sesar normal yang mempunyai salah yang menjadi datar di bagian dalam bumi dikenali sebagai sesar listrik. Sesar listrik ini juga dikaitkan dengan sesar tumbuh (growth fault), dengan pengendapan dan pergerakan sesar berlaku serentak. Satah sesar normal menjadi datar ke dalam bumi, sama seperti yang berlaku ke atas sesar sungkup. Pada permukaan bumi, sesar normal juga jarang sekali berlaku secara bersendirian, tetapi bercabang.
Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama dikenali sebagai sesar sintetik, sementara sesar yang berlawanan arah dikenali sebagai sesar antitetik. Kedua cabang sesar ini bertemu dengan sesar utama di bagian dalam bumi. Sesar normal sering dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya, sesar di bagian dalam bumi akan bertukar menjadi lipatan monoklin di permukaan. Hanging wall relatif turun terhadap foot wall, bidang sesarnya mempunyai kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar turun.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhETJbPWAa9k_A0ZxwCvbFxMv-wslhU3hxLv-MYu9mp2cJFWh2iPTMm2XdwkNc0peohqayOStqMQ5e-MjLyaT-J4yO1WWvnVWraAz-seQ6nSnYAdnM5sHYdvAxHVvOhyfbhYQf5shjZPeLY/s1600/SESAR+MENDATAR.png8. Sesar Mendatar





Sesar mendatar adalah sesar yang arah gerakanya atau pergeseran horizontal meskipun masih ada sedikit gerak vertikal. Sesar mendatar ini biasanya dijumpai pada daerah daerah yang mengalami lipatan dan pergeseran lapisan kulit bumi naik. Sesar mendatar juga disebut sebagai sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal. Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral (menganan).

B. Patahan Horizontal


Bentuk Patahan Horizontal
 





Bentuk Patahan Horizontal

Patahan horizontal adalah bentuk patahan yang diakibatkan dari tekanan tenaga endogen yang bergerak secara horiontal. Sesar yang patah, bergerak mendatar atau ke kanan dan ke kiri, sehingga patahan ini tidak menyebabkan perubahan tinggi dari sesar. Patahan ini biasanya hanya berbentuk garis- garis atau retakan- retakan besar yang ada di dalam tanah. Garis - garis yang terjadi akibat patahan disebut kelurusan. Kelurusan akan terlihat seperti garis lurus panjang melalui citra satelit. Patahan horizontal biasanya dapat ditemukan pada daerah- daerah yang mengalami lipatan. Patahan horizontal terbagi menjadi dua, yaitu Dekstral dan Sinistral.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZLoUqs9UNl26yMhM8yifn7rRJHwUlfibca6_1qsRj9ovDa_4cuV0U0xIfZaEs39_5ow5fvRUeGCbCBO5yQn4kC9qIKBUt5v7UbY3I1IV8-viItN3V7-4Axfitb-Gax4bMXvts-CVcgsax/s1600/sinistral.gif1. Dekstral





Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kanan. Dekstral dapat diketahui dengan cara berdiri di depan potongan sesar yang besar. Jika patahan tersebut adalah dekstral, maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.







https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZLoUqs9UNl26yMhM8yifn7rRJHwUlfibca6_1qsRj9ovDa_4cuV0U0xIfZaEs39_5ow5fvRUeGCbCBO5yQn4kC9qIKBUt5v7UbY3I1IV8-viItN3V7-4Axfitb-Gax4bMXvts-CVcgsax/s1600/sinistral.gif2. Sinistral





Sinistral adalah kebalikan dari Dekstral. Jika Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak kearah kanan, maka Sinistral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kiri. Untuk mengetahu sinistral, caranya sama dengan dekstral, yaitu berdiri di depan potongan sesar yang besar. Jika sesar tersebut bergerak ke arah kiri, maka patahan tersebut adalah sinistral.


C. Block Mauntain


Bentuk Block Mauntain
 





Bentuk Block Mauntain

Block Mauntain adalah kumpulan patahan- patahan yang tidak beraturan. Patahan tersebut membentuk dataran yang memiliki bentuk yang bermacam- macam. Ada yang naik, turun, maupun miring. Hal ini terjadi dari akibat adanya beberapa tekanan yang terjadi di satu daerah yang besar. Tekanan tersebut membuat tarikan dan dorongan yang menghasilkan bentuk relief yang tidak beraturan. Kumpulan patahan ini biasanya akan membentuk berbagai pegunungan. Pegunungan ini biasanya terdiri dari balok- balok lithosfer.



D. Oblique


Bentuk Oblique
 






Bentuk Oblique

Oblique adalah sesar yang mengalami patahan vertikal bersamaan dengan patahan horizontal. Gerakan ini juga disebut sebagai gerak miring. Gerakan miring terjadi akibat adanya dua tekanan yang berbeda, terjadi dalam satu waktu dan di satu titik yang sama. Dikarenakan gerakannya yang miring, hal ini menyebabkan sesar berbentuk miring dan memanjang. berbeda dengan Fault scarp yang membentuk tebing, bentuk Oblique lebih dalam dan panjang. Selain itu, perbedaan tekanan yang didapat, membuat Oblique  lebih curam dari  Fault Scarp. Oblique adalah penyebab terbentuknya palung di dasar laut, dan ngarai di daratan.
Proses diatropisme yang mengakibatkan terjadi pegunungan lipatan dan pegunungan patahan, ternyata juga membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang ditimbulkan akibat adanya proses diatropisme, yaitu :
  • Terbentuknya pegunungan yang membawa manfaat bagi kehidupan antara lain mendatangkan hujan, dan menghasilkan berbagai mineral.
  • Bahan mineral dari dalam lapisan kulit bumi terangkat ke atas, sehingga banyak galian tambang.
Sedangkan dampak negatifnya akibat adanya proses diatropisme, yaitu:
  • Daerah pegunungan reliefnya kasar sehingga tidak bisa dijadikan sarana untuk pemukiman.
  • Daerah pegunungan lipatan atau patahan rawan terjadi adanya gempa bumi, baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik.


REFERENSI